KUALA LUMPUR (THE STAR/ASIA NEWS NETWORK) – Beberapa perusahaan dari China menarik diri dari uji klinis vaksin Covid-19 di Malaysia karena penurunan kasus di negara itu, Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Khairy Jamaluddin mengatakan pada Selasa (28 Juli).
“Kami menawarkan China untuk melakukan uji klinis untuk vaksin di sini, tetapi beberapa perusahaan menarik diri selama proses negosiasi karena jumlah kasus Covid-19 menurun.
“Untuk uji klinis yang harus dilakukan, banyak kasus diperlukan, dan itulah sebabnya perusahaan dari China melakukannya di UEA dan Brasil, karena kedua negara memiliki ribuan kasus,” katanya di Parlemen.
Dia mengatakan penarikan perusahaan-perusahaan China merupakan indikasi keberhasilan Malaysia dalam menahan pandemi.
“Namun demikian, kami masih siap untuk uji klinis dan memiliki ekosistem dan kemampuan melalui Clinical Research Malaysia, sementara Pusat Penelitian Klinis Umum di Sarawak memiliki kemampuan untuk melakukan uji klinis fase pertama,” tambahnya.
Khairy mengatakan dia akan mengadakan konferensi video dengan mitranya dari China pada Rabu (29 Juli) untuk mengeksplorasi lebih lanjut kemitraan strategis dan kemungkinan akses ke vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh beberapa perusahaan dan institusi di China.
Untuk pertanyaan tambahan oleh anggota parlemen oposisi Saifuddin Nasution Ismail, Khairy mengatakan peta jalan baru diperlukan untuk pengembangan vaksin manusia untuk memastikan keamanan vaksin dan kemandirian bagi bangsa di masa depan.
Dia mengatakan sejak 2006 kementeriannya dan Kementerian Pendidikan Tinggi telah mensponsori 55 proyek vaksin yang dilakukan oleh 16 institusi lokal.
Dari jumlah tersebut, ia mengatakan lima vaksin manusia sedang dikembangkan, sementara satu untuk uji pra-klinis sedang dikembangkan untuk mengobati kolera, dan 19 vaksin hewan telah dikomersialkan.